KRITERIA PERENCANAAN JEMBATAN
1.Survei dan Investigasi
Dalam perencanaan teknis jembatan perlu dilakukan survei dan investigasi yang meliputi :
1) Survei tata guna lahan,
2) Survei lalu-lintas,
3) Survei topografi,
4) Survei hidrologi,
5) Penyelidikan tanah,
6) Penyelidikan geologi,
7) Survei bahan dan tenaga kerja setempat.
Hasil survei dan investigasi digunakan sebagai dasar untuk membuat rancangan teknis yang menyangkut beberapa hal antara lain :
1) Kondisi tata guna lahan, baik yang ada pada jalan pendukung maupun lokasi jembatan berkaitan dengan ketersediaan lahan yang ada.
2) Ketersediaan material, anggaran dan sumberdaya manusia.
3) Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan volume lalu lintas.
4) Pemilihan
jenis konstruksi jembatan yang sesuai dengan kondisi topografi,
struktur tanah, geologi, hidrologi serta kondisi sungai dan perilakunya.
2.Analisis Data
Sebelum
membuat rancangan teknis jembatan perlu dilakukan analisis data hasil
survei dan investigasi yang meliputi, antara lain :
1) Analisis data lalu-lintas.
Analisis
data lalu-lintas digunakan untuk menentukan klas jembatan yang erat
hubungannya dengan penentuan lebar jembatan dan beban lalu-lintas yang
direncanakan.
2) Analisis data hidrologi.
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya debit banjir rancangan, kecepatan aliran, dan gerusan (scouring) pada sungai dimana jembatan akan dibangun.
3) Analisis data tanah.
Data
hasil pengujian tanah di laboratorium maupun di lapangan yang berupa
pengujian sondir, SPT, boring, dsb. digunakan untuk mengetahui parameter
tanah dasar hubungannya dengan pemilihan jenis konstruksi fondasi
jembatan.
4) Analisis geometri.
Analisis
ini dimaksudkan untuk menentukan elevasi jembatan yang erat hubungannya
dengan alinemen vertikal dan panjang jalan pendekat (oprit).
3.Pemilihan Lokasi Jembatan
Dasar
utama penempatan jembatan sedapat mungkin tegak lurus terhadap sumbu
rintangan yang dilalui, sependek, sepraktis dan sebaik mungkin untuk
dibangun di atas jalur rintangan.
Beberapa
ketentuan dalam pemilihan lokasi jembatan dengan memperhatikan kondisi
setempat dan ketersediaan lahan adalah sebagai berikut :
1) Lokasi jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak menghasilkan kebutuhan lahan yang besar sekali.
2) Lahan yang dibutuhkan harus sesedikit mungkin mengenai rumah penduduk sekitarnya, dan diusahakan mengikuti as jalan existing.
3) Pemilihan
lokasi jembatan selain harus mempertimbangkan masalah teknis yang
menyangkut kondisi tanah dan karakter sungai yang bersangkutan, juga
harus mempertimbangkan masalah ekonomis serta keamanan bagi konstruksi
dan pemakai jalan.
4.Bahan Konstruksi Jembatan
Dalam memilih jenis bahan konstruksi jembatan secara keseluruhan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1) Biaya konstruksi,
2) Biaya perawatan,
3) Ketersediaan material,
4) Flexibilitas (konstruksi dapat dikembangkan atau dilaksanakan secara bertahap),
5) Kemudahan pelaksanaan konstruksi,
6) Kemudahan mobilisasi peralatan.
Tabel
1. berikut menyajikan rangkuman jenis konstruksi, bahan konstruksi dan
bentang maksimum jembatan standar Bina Marga yang ekonomis dalam keadaan
normal yang sering digunakan.
Tabel 1. Bentang maksimum jembatan standar untuk berbagai jenis dan bahan
BAHAN
|
JENIS
|
BENTANG MAX.(M)
|
Beton
|
Culvert
Slab bridge
T-Girder, I-Girder
|
4.00 – 6.00
6.00 – 8.00
6.00 – 25.00
|
Beton Prategang
|
PCI-Girder
Prestressed Box Girder
|
15.00-35.00
40.00 – 50.00
|
Baja
|
Truss bridge
|
60.00 – 100.00
|
Komposit
|
Compossite bridge
|
10.00 – 40.00
|
Contoh jembatan non-standar yang telah dibangun di Indonesia, dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Contoh jembatan non-standar di Indonesia
NAMA JEMBATAN
|
JENIS JEMBATAN
|
BENTANG (M)
|
Jembatan Serayu
Kesugihan, Jateng
|
Prestressed Concrete
Cantilever Box Girder
|
128.00
|
Jembatan Tonton, Nipah
Batam
|
Balance Cantilever
Concrete Box Girder
|
160.00
|
Jembatan Kahayan
Kalteng
|
Steel Arch Bridge
|
150.00
|
Jembatan Rempang, Galang Batam
|
Concrete Arch Bridge
|
245.00
|
Jembatan Mahakam 2
Kaltim
|
Suspension Bridge
|
270.00
|
Jembatan Batam, Tonton
Batam
|
Cable Stayed Bridge
|
350.00
|
Untuk
membandingkan kelebihan dan kekurangan masing-masing bahan dan jenis
konstruksi jembatan yang akan dibangun di suatu daerah, perlu dilakukan
evaluasi dengan memberi penilaian pada masing-masing bahan dan jenis
konstruksi jembatan tersebut seperti contoh yang disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Contoh perbandingan bahan dan jenis konstruksi jembatan
Perbandingan
|
Beton
|
Beton
prestress
|
Baja
|
Komposit
|
Ketersediaan bhn
|
4
|
2
|
4
|
2
|
Fabrikasi
|
4
|
2
|
4
|
3
|
Waktu perakitan
|
4
|
3
|
1
|
2
|
Tenaga kerja
|
4
|
3
|
4
|
4
|
Ancaman korosi
|
4
|
3
|
1
|
2
|
Erection
|
1
|
2
|
4
|
3
|
Mobilisasi
|
1
|
2
|
4
|
3
|
Umur konstruksi
|
4
|
4
|
4
|
4
|
Expandable
|
4
|
3
|
1
|
2
|
Perawatan
|
4
|
3
|
1
|
1
|
Bentang tersedia
|
2
|
3
|
4
|
3
|
Perancah
|
4
|
3
|
1
|
2
|
Bekisting lantai
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Kontrol elemen
|
4
|
4
|
2
|
2
|
Total nilai
|
46
|
39
|
37
|
35
|
Keterangan nilai :
4 = sangat menguntungkan,
3 = menguntungkan,
2 = cukup menguntungkan,
1 = kurang menguntungkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar